Saturday, June 7, 2008

Mengubah Satu Mata Rantai

Coba sekarang kita tanya kepada adik-adik calon mahasiswa, kenapa mereka ingin kuliah?, kenapa mereka memilih kuliah di tempat tertentu?, kenapa juga mereka memilih untuk kuliah di tempat yang asal-asalan?. Menurut pengamatan saya, jawaban akan mengerucut ke satu hal. PENGHIDUPAN yang lebih baik. Tidak salah memang, itu sebuah hal yang realistis di zaman ini ( zaman penuh perdjoeangan ). Akan tetapi akan lebih baik jika kita meluruskan hal itu. Saya, anda, ataupun siapa saja yang membaca mari luruskan hal itu.
Masalah orientasi kuliah kepada penghidupan yang lebih baik ( tinjauan dari hal materi / finansial ), kita hendaknya sadari bahwa itu sedikit banyak mengganggu kita ( bagi yang masih kuliah ) atau anda ( mungkin anda praktisi pendidikan ). Orientasi terhadap hal itu sedikit banyak menurunkan keulitas pendidikan kita ( pendidikan di Indonesia ). Khusus di ranah pendidikan tinggi, pendidikan tinggi cenderung menghasilkan generasi yang instant ( secara tidak langsung pola yang ada mendukung pembentukan generasi instant ). Mahasiswa lebih mementingkan grade A apapun caranya, atau istilahnya bisa dikatakan asal dosen senang. Seolah-olah dengan nilai IPK tinggi semua amann, bisa kerja di tempat bergengsi dengan gaji yang tinggi. Tapi setelah di coba di dunia nyata mereka melempem.

Dunia kampus jg menghasilkan mental mahasiswa sebagai operator atau pekerja, not as leader not as entrepreneur not as crative people not as researcher. So perlu waktu lama untuk bangsa ini menjadi TUAN RUMAH di negeri sendiri.
Sejujurnya jika ada isu digadang NASIONALISASI ASET, BERDIKARI ( BERDIRI DIATAS KAKI SENDIRI ) masih terlalu jauh. Karena generasi skrg tidak cukup mumpuni.
Kita ( loe aja kalee ) lebih senang sbg user daripada kreator. Berapa banyak sih hp made in Indonesia? Berapa banyak hasil tani dan laut kita sanggup optimalkan? Kapan swasembada beras lagi tapi swasembada yang tidak semu? Berapa banyak pertambangan yang dimiliki oleh indonesia dan diolah serta dirasa manfaatnya oleh orang indonesia sndiri? Berapa banyak kontraktor gedung bertingkat di jakarta yang merupakan orang IND? oke jika kasus diatas terpenuhi, ada pertanyaan baru lagi, seberapa berkualitas hasilnya?

Kemana orang-orang kuliah selama ini?

No comments: