Friday, January 25, 2008

Bumi Makin Puanas


Sudah tidak asing lagi bagi kita bahwa akhir-akhir ini suhu udara terasa sangat menyengat. Hal itu kontan saja membuat kita malas untuk berada di luar rumah untuk beraktifitas sehingga produktifitas menurun. Menurut literatur dari beberapa situs dari organisasi yang concern terhadap masalah lingkungan hidup, suhu di bumi telah naik > 0.15 derajat celcius disertai dengan naiknya permukaan air laut pada tiap tahunnya sebagai konsekuensi kenaikan suhu yang mencairkan es di kutub.
Langsung saja kepada permasalahan naiknya suhu. Pertanyaan pertama adalah kenapa bisa terjadi hal itu? Sebagaimana kita tahu, Allah menciptakan suatu lapisan pelindung yang menyelimuti bumi di luar sana yaitu atmosfer. Atmosfer terdiri dari beberapa lapisan yang punya fungsionalitas masing-masing. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi menahan teriknya gelombang panas dari matahari dan menahan suhu rendah ketika sisi bumi tidak terkena cahaya matahari. Lappisan-lapisan itu kini telah bolong, dan setiap hariya kebolongan itu semakin besar. Pembolongan itu disebabkan oleh beberapa hal seperti rumah kaca dan emisi karbon. Rumah kaca berpartisipasi merusak karena gelombang panas matahari yang masuk ke bumi dipantulkan kembali ke angkasa yang terdapat atmosfer itu. Sedangkan atmosfer menurut ahli, diset untuk hanya dilewati sekali saja oleh gelombang panas yang berasal dari matahari. Jadi rumah kaca merupakan kondisi terperangkapnya panas dalam atmosfer bumi dimana panas itu tidak mampu lagi tersebar ). Tidak lupa emisi bahan bakar ( KHUSUSNYA KARBON ) yang di Indonesia sudah melewati batas ampun salah satu pembentuk rumah kaca. Setiap aktifitas kita insya ALLAH memberikan "sumbangsih" karbon ke udara lepas. Coba tilik saja transportasi, industri dan generator listrik yang menggunakan bahan bakar fosil yang pasti melepaskan kabon. Lalu tidak lupa penggunaan air conditioner apapun bentuknya dan referigator yang terdapat ChloroFlouroCarbon (CFC) didalamnya.
Sementara itu, dampak lain yang terjadi adalah kekacauan musim. Selisih waktu dari musim kemarau dan hujan di Indonesia kini semakin tipis saja. Kadang hujan deras datang pada musim kemarau dan pada musim hujan malah kemarau kering yang datang.

Berikut ini beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengurangi kerusakan di bumi ini
1. Matikan listrik.
(jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam keadaan standby. Cabut charger telp. genggam dari stop kontak. Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN menggunakan bahan baker fosil penyumbang besar emisi).
2. Ganti bohlam lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski harganya agak mahal, lampu ini lebih hemat listrik dan awet).
3. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%).
4. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24o C).
5. Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magicjar, dll).
6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater.
7. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda.
8. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin (dryer) yang banyak mengeluarkan emisi karbon.
9. Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi po lusi udara).
10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).
11. Say no to plastic. Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Atau Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali.
12. Sebarkan berita ini kepada orang-orang di sekitar Anda, agar mereka turut berperan serta dalam menyelamatkan bumi.

Bumi ini masih kita akan wariskan pada generasi sesudah kita, marilah kita jaga untuk kemaslahatan bersama.